Chat with us, powered by LiveChat

Rabu, 05 Juli 2023

Tentang Ajax Amsterdam by qiuslot88

Di luar Belanda, tidak banyak klub yang bisa menandingi sejarah seperti yang dimilik tim Ajax Amsterdam

Dengan lebih dari 50 trofi domestik utama dan empat Piala Eropa, Ajax Amsterdam adalah klub sepakbola paling sukses ketujuh di abad ke-20.

Ajax Amsterdam juga telah memenangkan Piala Winners dan Piala UEFA, yang membuat mereka menjadi salah satu dari hanya empat klub yang memenangkan ketiga kompetisi utama UEFA.



Dilansir dari laman Football History, Ajax Amsterdam berasal dari Kota Amsterdam pusat Negeri Kincir.

Walaupun terkenal dengan banyak tempat pusat pelatihannya, Ajax Amsterdam sejak 1893 sering berpindah lokasi Stadion, mulai dari Het Veldje (1893-1900), Amsterdam-Noord (1900-1907), Stadion Het Houten (1907-1934), De Meer (1934-1996), Stadion Olympisch (1934-1996), dan Amsterdam Arena (1996-hingga kini).

Dalam sejarahnya, klub sepakbola dengan nama asli Amsterdamsche Ajax dibentuk pada 1900.

Jarang diketahui, bahwa ama Ajax itu diambil dari seorang tokoh dalam mitologi Yunani yang diadopsi oleh pemerintah Amsterdam dalam membentuk klub Ajax Amsterdam.

Dengan ciri khas klub tersebut menggunakan jersey Warda dasar putih dengan garis merah lebar yang dirancang di 1911.

Tidak butuh waktu lama untuk menyatakan beberapa kesuksesan awal Ajax Amsterdam yang bertepatan dengan kedatangan Jack Reynolds di klub.

Pria Inggris legendaris itu mengelola klub Ajax Amsterdam dari tahun 1915 hingga 1947.

Selama waktu ini, Ajax Amsterdam perlahan-lahan tumbuh menjadi peran klub terbaik di Belanda, sebuah proses yang memuncak dengan era keemasan pertama mereka di tahun 30-an.

Dengan Reynolds memimpin, Ajax Amsterdam mengklaim delapan gelar Liga dan dua Piala KNVB (KNVB Beker adalah nama kompetisi dalam bahasa Belanda).

Setelah sedikit merosot, Ajax Amsterdam kembali ke kancah sepakbola pada waktu yang hampir bersamaan dengan diperkenalkannya profesionalisme ke Belanda (1955).

Sementara mereka memenangkan dua gelar Eredivisie pada 1957 dan 1960, serta Piala KNVB ketiga mereka di 1961, hak itu berkat penunjukan Rinus Michels sebagai manajer baru Ajax Amsterdam yabg benar-benar menjadi sesuatu yang istimewa.



Dengan Michels menanamkan filosofi “Total Football”-nya yang terkenal dan Johan Cruyff sebagai konduktornya, Ajax Amsterdam meraih enam gelar Eredivisie dan empat Piala KNVB.

Mereka juga membuat buku sejarah dengan mengklaim tiga Piala Eropa (Liga Champions) berturut-turut dari tahun 1971 hingga 1973, sehingga menjadi salah satu dari hanya lima klub yang berhasil mempertahankan trofi. 

Juga salah satu dari sedikit klub yang memiliki trofi secara permanen dalam koleksi tim Ajax Amsterdam.

Aturannya adalah klub yang memenangkan kompetisi lima kali secara total atau tiga kali berturut-turut menyimpan trofi.

Total Football Ajax Amsterdam sangat berarti bahwa setiap pemain (kecuali penjaga gawang tentunya) berkontribusi di lapangan dan dapat mengambil alih peran satu sama lain.

Dengan kata lain, seorang defender atau kini belakang untuk sementara bisa menjadi pelaku pembuat gol dan begitupun sebaliknya, kepada lini depan yang bisa jadi bertahan menggantikannya.

Meski itu tidak sama dengan meninggalkan posisi sepenuhnya, tetapi kondisi ini tidak akan membatasi pemain, sebaliknya tumpang tindih adalah pilihan dan lini belakang akan dikompresi dengan lini tengah yang menghasilkan pelepasan bola lebih cepat dari pemain bertahan ke penyerang.

Namun Total Football bukanlah penemuan Ajax Amsterdam sebagai promotor klub raksasa Belanda dari awal.



Seperti biasa, ada cikal bakal klub Ajax Amsterdam dan peran tim nasional Hungaria yang disebut-sebut sebagai inspirasi bagi Michels pada strategi Total Football-nya.

Selama beberapa tahun, Ajax Amsterdam menjadi kekuatan yang mendominasi di sepakbola klub Eropa.

Era ini, yang kemudian disebut sebagai “Gloria Ajax”, berakhir dengan kepergian Johan Cruyff dan Neesken ke Barcelona di 1973 dan 1974.

Menjelang akhir tahun 70-an, Ajax Amsterdam kembali menjadi sorotan setelah kembalinya Johan Cruyff, kali ini sebagai pelatih, dan dengan generasi baru anak-anak muda berbakat yang dipimpin oleh Wim Kieft, Frank Rijkaard dan Marco van Basten.

Gaya sepakbola ofensif Ajax Amsterdam yang menarik membuat mereka menjadi favorit penggemar ke mana pun mereka pergi, dan hasilnya tetap bagus seperti biasanya.

Antara 1977 dan 1987, Ajax Amsterdam memenangkan enam gelar Eredivisie, empat Piala KNVB dan Piala UEFA pertama dan satu-satunya prestasi mereka.

Munculnya PSV di paruh akhir tahun 80-an dan kepergian Rijkaard dan Van Basten membuat klub sedikit menurun, tetapi Ajax Amsterdam masih berhasil menyelesaikan dekade ini dengan merebut gelar Eredivisie di 1990.

Dengan Louis Van Gaal mengambil alih sebagai manajer baru pada musim 1991-1992, ia menanamkan filosofi uniknya sendiri di klub Ajax Amsterdam demi, kesuksesan lebih lanjut menyusul.

Walaupun pendekatan pragmatisnya terhadap sepakbola tidak dihargai oleh para penggemar Ajax Amsterdam yang ingin melihat tim mereka bermain ofensif.

Ia dengan cepat membentuk tim yang sama sekali baru, mulai dari Edwin van der Sar hingga Dennis Bergkamp sebagai striker Ajax Amsterdam.

Selain itu barulah bermunculan pemain terkemuka Ajax Amsterdam seperti Cor van der Hart, Sjaak Swart, Velibor Vasovi, Arie Haan, Johan Neeskens, Johnny Rep, Frank Rijkaard, Jesper Olsen, ​​Ronald de Boer, Stefan Pettersson, Frank de Boer, Edgar Davids, dan Michael Reiziger.

Kemudian Clarence Seedorf, Marc Overmars, Jari Litmanen, Nwankwo Kanu, Patrick Kluivert, Dani, Wesley Sneijder, Michael Laudrup, Jesper Gronkjaer, Brian Laudrup, Zlatan Ibrahimovic, dan Jaap Stam,Suarez

Sedangkan pada rekor klub paling banyak dimainkan ialah Sjaak Swart (603 penampilan) dan pencetak gol terbanyak yakni Piet van Reenen (273 gol).

Antara 1991 dan 1999, ansambel anak-anak muda berbakat Ajax Amsterdam itu memenangkan empat gelar Eredivisie, tiga Piala KNVB, Piala UEFA, dan Liga Champions.

Puncaknya adalah kemenangan Liga Champions pada 1995 setelah Ajax Amsterdam mengalahkan AC Milan di final.

Agustus 1996, tim pindah dari De Meer Stadion, yang telah menjadi kandang sejak 1934, ke Amsterdam Arena yang memiliki kapasitas lebih dari dua kali lipat (53.502 kursi).

ibandingkan dengan era keemasan mereka sebelumnya, tahun 2000-an terbukti sedikit mengecewakan bagi para penggemar klub Ajax Amsterdam.

Dengan bagian terpenting dari tim Van Gaal yang berangkat dari klub dan kebangkitan PSV yang meroket, Ajax Amsterdam harus puas dengan dua gelar Eredivisie dan empat Piala KNVB.

Namun, penunjukan Frank De Boer sebagai manajer Ajax Amsterdam pada 2010 mengubah segalanya menjadi lebih baik di semua aspek, terbukti dengan empat gelar Eredivisie berturut-turut yang diikuti.

Selasa, 04 Juli 2023

Tentang Olympique Lyon by qiuslot88

Salah satu klub raksasa Olympique Lyon, memiliki era keemasannya di awal abad 20-an.

Hal itu ditandai oleh Olympique Lyon dengan memenangkan tujuh gelar Liga Prancis berturut-turut, tanpa jeda.



Membuat Olympique Lyon tercatat sebagai rekor terpanjang di salah satu liga sepakbola terbesar di Eropa.

Dilansir Kabar Banten dari Football History, pada dekade pertama abad ini kata-kata "Lyon" dan "Gerland" (stadion lama klub Olympique Lyon) praktis identik dengan sepakbola Prancis.

Pemain terkemuka Olympique Lyon pun tak hanya identik dengan Juninho Pernambucano dan Karim Benzema saja, namun ada Serge Chiesa, Fleury Di Nallo, Bernard Lacombe, Alexandre Lacazette, Gregory Coupet, Yves Chauveau, Sidney Govou, Aime Mignot, Sonny Anderson, Bafetimbi Gomis, Michael Essien, Florent Malouda, Lisandro Lopez, Nengstorel Combin Rambert, dan Anthony Reveillere.

Lalu juga Eric Abidal, Manuel Amoros, Fred, Milan Baro, Hatem Ben Arfa, Mahamadou Diarra, Jean Djorkaeff, Giovane lber, Marc-Vivien Foe, Ludovic Giuly, Yoann Gourcuff, Fabio Grosso, Frederic Kanoute, Samuel Umtiti Kanoute.

Rekor klub Olympique Lyon secara pribadi adalah yang paling banyak dimainkan Serge Chiesa (541 penampilan) dan pencetak gol terbanyak Fleury Di Nallo (222 gol).



Sejarahnya, Olympique Lyon didirikan pada 1950, tetapi tahun ini setengah menipu, mengingat bahwa klub dapat melacak asal-usulnya kembali ke abad ke-19, dan lebih khusus lagi ke Lyon Olympique Universitaire.

Ya, historis klub bersamaan dengan sebuah kampus ternama di Kota Lyon, Prancis, yang dapat dilihat sebagai pendahulu dari tim Olympique Lyon itu.

Tahun lima puluhan berlalu dengan promosi penghasilan Olympique Lyon ke divisi teratas Prancis serta memantapkan diri mereka sebagai peserta yang konsisten di sana.

Tahun enam puluhan adalah dekade dimana Olympique Lyon harus meningkatkan level mereka, dengan mendapatkan satu gelar Coupe de France pertamanya di 1964.

Saat itu Olympique Lyon diperkuat dengan Nestor Combin dari Prancis-Argentina, yang mencetak dua gol di final melawan Bordeaux.

Tiga musim berikutnya, Olympique Lyon mengulangi kesuksesan mereka, dengan Fleury Di Nallo mencetak gol terakhir dari 222 gol yang dia cetak untuk tim sepanjang karirnya, lebih banyak dari pemain lain yang pernah mengenakan jersey klub. 

Musim ini juga merupakan dekade pertama Olympique Lyon membuat nama mereka terdengar di tingkat internasional. Meskipun kalah dari Monaco di final Coupe de France pada 1963, mereka mewakili Prancis di Piala Winners edisi 1963-1964.



Karena Monaco memenangkan piala ganda (federasi FIFA sempat mengulangi laga final), lawannya tersebut meninggalkan satu gelar kehormatan Eropa untuk Olympique Lyon.

Pada musim yang sama, Olympique Lyon mengangkat trofi besar pertama mereka di final Piala Prancis melawan Bordeaux, plus mereka juga berhasil mencapai semifinal Piala Winners.

Padahal, Olympique Lyon dibutuhkan tiga pertandingan lagi untuk merebut mahkota pemenang yang sebelumnya diraih Sporting CP (wakil Portugal).

Laga pertama di Prancis berakhir imbang tanpa gol, leg kedua juga tidak ada pemenang (1-1), sehingga kedua tim harus bertemu untuk ketiga kalinya, di Madrid yang netral, di mana akhirnya Olympique Lyon jatuh ke tangan Portugal.

Keberhasilan terbesar lain Olympique Lyon di tahun tujuh puluhan adalah memenangkan Coupe de France untuk ketiga kalinya di 1973.

Kali ini giliran pemain hebat Olympique Lyon lainnya, Bernard Lacombe, yang mencetak salah satu gol yang membawa OL menang di final melawan Nantes.

Sisa tahun tujuh puluhan serta tahun delapan puluhan adalah waktu tanpa trofi bagi Olympique Lyon, dengan klub gagal secara konsisten untuk memenuhi targetnya.

Namun, di tengah periode abu-abu itu, perubahan kepemilikan dan kepemimpinan dimaksudkan untuk meninggalkan bekas yang tak terhapuskan pada sejarah sepakbola Lyon dan Prancis.

Pengusaha Jean-Michel Aulas mengambil alih pada 1987, menetapkan rencana yang sangat ambisius untuk menjadikan Olympique Lyon bukan hanya klub top Prancis, tetapi juga kekuatan sepakbola Eropa yang sesungguhnya.

Yang terbaik yang mereka kelola di tahun sembilan puluhan adalah Olympique Lyon finis kedua pada musim 1995-1996 Liga Prancis atau Ligue 1.

Akan tetapi, Aulas terus bermimpi dan berinvestasi, dan akhirnya, pada musim 2002-2003 ia melihat timnya mencapai kejayaan, memenangkan gelar Ligue 1 pertama mereka .

Kali berikutnya Prancis memiliki juara baru, itu adalah tujuh tahun penuh yang luar biasa, dengan Olympique Lyon mendominasi kancah sepakbola nasional hingga 2008, ketika mereka memenangkan kejuaraan ketujuh berturut-turut.

Mereka merayakan rekor Olympique Lyon yang belum pernah terjadi sebelumnya dan praktis tidak mungkin untuk mengulang (apalagi memecahkan) rekor.

Bonusnya ialah memenangkan ganda musim itu, mengalahkan PSG di final Coupe de France, dengan gol Sidney Govou di perpanjangan waktu.

Ironisnya, kesuksesan besar kedua Olympique Lyon di kompetisi UEFA, semifinal Liga Champions, datang setelah dominasi mereka di Ligue 1 berakhir.

Di musim 2009-2010, karena tidak memenangkan kejuaraan untuk pertama kalinya dalam delapan tahun, Olympique Lyon harus memulai perjalanan Eropa mereka di babak play-off.

Hasilnya Olympique Lyon dapat finis kedua di fase grup Liga Champions, di bawah Fiorentina dan di depan Liverpool.

Melawan segala rintangan, Olympique Lyon lolos ke perempat final, di mana mereka menulis halaman emas lain dalam sejarah mereka dengan menyingkirkan juara Ligue 1, Bordeaux.

Hanya Bayern Munich terbukti terlalu perkasa untuk Olympique Lyon di Liga Champions musim itu, mengalahkan OL dua kali di semi-final, baik di Prancis dan Jerman.

Pada 2012, Olympique Lyon merayakan gelar Coupe de France kelima mereka. Sejak itu, mereka tidak berhasil menambah lebih banyak trofi ke koleksi mereka, tetapi mereka tetap berada di elit Prancis.

Fakta pada Januari 2016, pihak klub Olympique Lyon memasuki stadion baru yang mengesankan, Parc Olympique Lyonnais.

Senin, 03 Juli 2023

Tentang Racing Club Lensois by qiuslot88

Klub ini didirikan pada tahun 1906 sebagai Racing Club Lensois, nama yang mengacu pada Racing Club de France, lebih dikenal dengan tim rugby union Racing 92 dari wilayah Paris tetapi sudah lama menjadi salah satu tim terkemuka sepak bola Prancis.

Untuk memahami RC Lens, pertama-tama penting untuk memahami sejarah industri berat kota ini. 



Batubara ditemukan di bawah Lens pada pertengahan abad ke-19 dan kemudian menjadi pusat pertambangan utama selama lebih dari 100 tahun, sebelum tambang terakhir ditutup pada 1980-an. Pada tahun-tahun segera setelah Perang Dunia Pertama di mana sebagian besar Lens dihancurkan tim sepak bola sebagian besar terdiri dari imigran Polandia yang datang untuk bekerja di pertambangan, dan klub hingga hari ini mempertahankan hubungan yang kuat dengan kelas pekerja. masyarakat.

Final Piala pertama

Klub menjadi profesional dan memasuki divisi kedua pada tahun 1934, sebelum tampil di papan atas untuk pertama kalinya pada tahun 1937.

Mereka telah menghabiskan sebagian besar tahun sejak di elit, bahkan jika sebagian besar dekade terakhir telah berlalu. dihabiskan di Ligue 2.

Lens adalah klub lapis kedua ketika mereka mencapai final Coupe de France pertama mereka pada tahun 1948, kalah dari tetangga utara LOSC Lille 3-2 di depan lebih dari 61.000 penggemar di Colombes.



Mereka kembali ke divisi pertama setahun kemudian, dan finis sebagai runner-up di liga pada tahun 1956 dan sekali lagi pada tahun 1957.

Mereka juga memenangkan Coupe Drago tiga kali, pada tahun 1959, 1960 dan 1965, dan ada yang ketiga. -tempat selesai pada tahun 1964, tetapi penurunan kemudian terjadi.

Perusahaan tambang batu bara setempat mengalami krisis dan terpaksa merumahkan banyak pekerja. 

Itu kemudian memutuskan hubungan dengan klub, yang merosot ke peringkat amatir pada tahun 1969. Namun, dengan dukungan André Delelis, walikota Lens, dan di bawah pelatih Arnold Sowinski - mantan pemain klub dengan cepat pulih dan kembali masuk. divisi teratas pada tahun 1973.

Mereka mencapai final Coupe de France kedua mereka pada tahun 1975, kalah 2-0 dari AS Saint-Etienne yang perkasa pada zaman itu, tetapi lolos ke Eropa untuk pertama kalinya karena Les Verts juga memenangkan liga.

Lens mengalahkan Home Farm of Dublin di babak pertama tetapi kalah dari tim Belanda Den Haag di babak berikutnya.

Ada lebih banyak kesalahan, termasuk finis kedua pada tahun 1977, dan penampilan sesekali di Eropa, tetapi sebaliknya tahun 1980-an adalah periode yang biasa-biasa saja dalam sejarah klub dan tim mulai mundur setelah pelatih Gérard Houllier pergi ke Paris Saint-Germain pada tahun 1985. Pada tahun 1989 mereka terdegradasi.



Namun, pengusaha lokal Gervais Martel telah menjadi presiden pada tahun 1988 dan membutuhkan waktu untuk mengubah keadaan klub.

Lens kembali ke papan atas pada tahun 1991 dan dekade berikutnya menjadi era keemasan bagi klub.

Kerumunan di Stade Bollaert mulai meledak, dan tim kembali ke Eropa berkat lima besar berturut-turut pada tahun 1995 dan 1996.

Yang terbaik akan segera datang. Mantan pemain Lens Daniel Leclercq dipromosikan dari perannya sebagai asisten menjadi pelatih pada tahun 1997 setelah Roger Lemerre pergi untuk bergabung dengan staf pelatih Prancis menjelang Piala Dunia 1998.

Lens mengontrak striker Anto Drobnjak dari SC Bastia dan gelandang Stéphane Ziani dari Girondins de Bordeaux.

Keduanya adalah pencetak gol terbanyak Lens saat mereka mengalahkan FC Metz dengan selisih gol untuk memenangkan gelar pada tahun 1998 untuk satu-satunya waktu dalam sejarah mereka, dan 30.000 penggemar berkumpul di Stade Bollaert untuk merayakan kemenangan mereka. Lens juga hampir meraih gelar ganda tahun itu, hanya kalah 2-1 dari Paris Saint-Germain di final Coupe de France.

Diikuti petualangan di Liga Champions pada 1998-99, dengan Les Sang et Or terkenal mengalahkan Arsenal Arsène Wenger 1-0 di Wembley berkat gol Micka ë l Debève , dirayakan dengan gembira oleh 8.000 pendukung keliling.

Kekalahan kandang dari Dynamo Kiev asuhan Andriy Shevchenko membuat mereka tidak mendapat tempat di perempat final.

Kesuksesan berlanjut untuk tim Leclercq di penghujung musim itu dengan menjuarai Coupe de la Ligue, mengalahkan Metz 1-0 di final.

Leclercq kemudian diganti sebagai pelatih pada tahun 1999 oleh François Brisson tetapi dia membawa tim dalam performa terbaik mereka di Eropa, mencapai semifinal Piala UEFA 1999-2000.

Mereka terutama menyingkirkan Atlético Madrid sebelum kalah dari Arsenal di empat besar.

Ada perkembangan lebih lanjut yang akan datang.

Pada tahun 2002 Lens berada di urutan kedua Olympique Lyonnais di Ligue 1, memastikan kembali ke Liga Champions musim berikutnya, saat Lens bermain imbang dengan Bayern Munich di kandang dan tandang dan bangkit dari ketinggalan untuk mengalahkan pemenang akhirnya AC Milan 2-1 di Bollaert.

Lens mulai mengenakan warna biru tetapi berubah menjadi darah dan emas legendaris mereka pada tahun 1923.

Di situs web mereka sendiri, menurut cerita, René Moglia, yang baru saja ditunjuk sebagai presiden klub, muncul dengan ide tersebut ketika dia lewat di depan gedung klub.

gereja yang hancur, yang berasal dari era pendudukan Spanyol pada abad ke-16 dan ke-17.

Merah dan kuning adalah warna bendera Spanyol, namun hingga saat ini Lens dikenal sebagai Les Sang et Or karena kemejanya yang bergaris, dikenakan dengan celana pendek hitam.

Salah satu hal yang paling luar biasa tentang Lens adalah bahwa seluruh penduduk kota dapat masuk ke dalam stadion mereka dan masih ada beberapa ribu kursi cadangan. Lens memiliki populasi hanya 31.415 menurut angka sensus terbaru Prancis, namun Stade Bollaert-Delelis menampung 37.705.

Tanah ini dinamai menurut Félix Bollaert, manajer perusahaan pertambangan batu bara Lens yang membantu membangun kembali industri tersebut pada tahun-tahun setelah Perang Dunia Pertama, dan yang memberikan lampu hijau untuk membangun stadion pada awal tahun 1930-an. Itu juga membawa nama André Delelis, seorang menteri dalam pemerintahan Fran çois Mitterand pada 1980-an yang juga menjadi walikota Lens selama 32 tahun antara 1966 dan 1998.

Stadion ini menjadi tuan rumah dua pertandingan di Euro '84 dan enam pertandingan di Piala Dunia 1998, termasuk kemenangan perpanjangan waktu Prancis atas Paraguay di babak 16 besar.

Itu diperbaharui dan dimodernisasi untuk Euro 2016, ketika menjadi tuan rumah empat pertandingan termasuk Inggris 2-1 menang atas Wales.

Meski kapasitas saat ini terbatas, rekor penonton 48.912 orang menyaksikan Lens mengalahkan Olympique de Marseille pada Februari 1992.

Salah satu fitur penting dari Stade Bollaert-Delelis adalah tribun terbesar berada di setiap ujung lapangan di mana lebih dari 12.000 penggemar dapat mengisinya tepian Trannin dan Delacourt yang luas berdiri.

Minggu, 02 Juli 2023

Tentang A.S Monaco by qiuslot88

AS Monaco merupakan klub yang masuk dalam kompetisi sepakbola di Liga Pramcis atau League 1 dan sebuah klub non Prancis yang berdiri pada tanggal 23 Agustus tahun 1924.

Klub ini memiliki kepanjangan bernama lengkap Association Sportive de Monaco Football Club, dan berjuluk Les Rouge et Blanc atau Si Merah dan Putih.

Klub ini bermain di markas stadion Stade Louis II, yang berkapasitas 18.523 penonton, dan merupakan klub non Prancis dari negara Monako.



Sejarah KlubAwalnya klub ini berdiri pada tahun 1924, dan merupakan salah satu klub negara yang sampai saat ini berkompetisi di Liga Prancis.

Klub ini awalnya memulai masa kejayaan pada saat era Arsene Wenger mantan nahkoda Arsenal yang terbilang sukses mengangkat pamor AS Monaco serta mempersembahkan beberapa tropi juara

Wenger mengawali karirnya dengan berperan sebagai pelatih AS Monaco sejak tahun 1988 hingga tahun 1994

Awalnya klub ini mulai berkarir di kompetisi Liga Prancis pada tahun 1933, saat itu AS Monaco atau klub yang dijuluki Les Monégasques ini ditawari dan dipanggil oleh Federasi Sepakbola Prancis untuk masuk dalam kompetisi sepakbola profesional di Prancis.

Setelah beberapa tahun mengalami masa suram di kompetisi Prancis, yang membuat klub ini harus tersingkir dari kerasnya persaingan klub utama Prancis.



Namun akhirnya AS Monaco kembali bermain di kompetisi profesional di kasta kedua Liga Prancis tahun 1948, mereka akhirnya perlahan tampil konsisten dan membaik kemudian membawanya kembali promosi ke kasta tertinggi Liga Prancis pada tahun 1953.

Stadion Stade Louis II menjadi saksi bisu lahirnya sepakbola besar AS Monaco dikancah persepakbolaan di Prancis. 

Stadion berkapasitas 18 ribu penonton ini merupakan kandang atau home base AS Monaco yang saat ini berlaga di Liga Champions Eropa.

Stade Louis II mengadopsi nama tokoh yang berperan mengorganisir olahraga terstruktur di Negara Monaco. Kemudian ia membangun fasilitas olahraga yang sampai saat ini dikenal dengan Stadion Stade Louis II.



Stadion ini terbilang paling sepi setiap asa event pertandingan klub AS Monaco, tercatat hanya rata-rata sekitar 9 ribu penonton yang hadir distadion dari kapasitas 18 ribu penonton.

Namun stadion ini pernah mengukir banyak sejarah khususnya dalam penyelenggaraan event kompetisi Eropa seperti pertandingan Piala Super Eropa.

Stade Louis terbilang menarik mengingat stadion ini dibangun diatas lahan reklamasi dan berada di pusat dermaga Monako, sebagai akibat keterbatasan lahan di negara terkecil di dunia setelah Vatikan.

AS Monaco total telah mengemas delapan kali gelar juara Liga Prancis atau Ligue 1 kompetisi tertinggi di level Liga Prancis.

Dan mereka juga menjuarai liga divisi kasta kedua Liga Prancis sebanyak dua kali. Serta trofi Coupe de France  sebanyak lima kali.

Klub ini pernah mendatangkan beberapa pemain mahal yang berlabel pemain bintang seperti Radamel Falcao, Jems Rodriguez dan sederet pemain bintang saat klub ini dibeli oleh pengusaha potasium asal Rusia bahkan saat itu total belanja klub ini pernah mencapai 90 juta poundsterling.

Sabtu, 01 Juli 2023

Tentang Olympique Marseille by qiuslot88

Olympique de Marseille, adalah nama tim sepak bola Prancis.

Berbasis di Marseille.

Tim ini didirikan tahun 1899.



Di Prancis OM adalah klub yang paling banyak penggemarnya dengan prestasi yang prestisius yang telah banyak diraih di berbagai kompetisi sepak bola terbaik.

Olympique de Marseille juga dikenal sebagai OM secara lokal atau hanya Marseille, adalah klub sepak bola pria profesional Prancis yang berbasis di Marseille.

Didirikan pada tahun 1899, klub bermain di Ligue 1 dan telah menghabiskan sebagian besar sejarahnya di divisi teratas sepak bola Prancis.

Klub ini telah memenangkan sepuluh gelar liga resmi (sembilan kali di Ligue 1), sepuluh Piala Prancis dan tiga Piala Liga.

Pada tahun 1993, pelatih Raymond Goethals memimpin tim untuk menjadi klub Prancis pertama dan satu-satunya yang memenangkan Liga Champions UEFA, mengalahkan Milan 1-0 di final, pertandingan pertama setelah turnamen diumumkan.

Diperbarui dalam format Liga Champions.



Pada 2010, Marseille memenangkan gelar Ligue 1 pertamanya dalam 18 tahun di bawah manajemen mantan kapten klub Didier Deschamps.

Marseille's home ground is the 67,394 capacity Stade Vélodrome in the southern part of the city, where they have played since 1937.

The club has a large fan-base, having regularly averaged the highest attendance in French football. Marseille's average home gate for the 2008–09 season was 52,276, the highest in Ligue 1.

The stadium underwent renovation in 2011, going from its previous capacity of 60,031 to 42,000.

Following completion in August 2014, the final capacity increased to 67,000 ahead of France's hosting of UEFA Euro 2016. In 2015, the club was ranked 23rd globally in terms of annual revenue, generating €130.5 million.

Marseille secara tradisional bermain dengan seragam serba putih dengan detail biru langit.

Pada tahun 1997, Marseille diakuisisi oleh pengusaha Prancis-Swiss Robert Louis Dreyfus.

Setelah kematiannya pada tahun 2009, jandanya Margarita menjadi pemegang saham utama klub pada tahun 2010.

Pada tahun 2016, pengusaha Amerika Frank McCourt membeli klub dari dia dan menunjuk perusahaan patungan JacquesHenri Eyraud ke posisi presiden klub, meskipun ia telah telah digantikan oleh Pablo Longoria pada tahun 2021.

Klub saat ini dipimpin oleh pelatih Argentina Jorge Sampaoli.

Le Classique adalah pertandingan sepak bola yang dipertandingkan antara Paris Saint-Germain dan Olympique de Marseille.



Istilah Classique dimodelkan pada El Clásico, yang diperebutkan antara Barcelona dan Real Madrid.

Seperti semua persaingan utama permainan, antipati antara PSG dan Marseille meluas di luar lapangan.

El Clasico Prancis memiliki kepentingan sejarah, budaya, dan sosial yang menjadikannya lebih dari sekadar pertandingan sepak bola, mempertemukan ibu kota dengan provinsi, dan kekayaan tradisional serta budaya tinggi Paris melawan tradisi industri dan kosmopolitan Marseille.

Namun, persaingan ini hanya muncul pada 1990-an, di mana dipromosikan oleh masing-masing pemilik PSG - Canal+, saluran TV yang menyiarkan pertandingan sepak bola Liga 1 - dan Olympique de Marseile - Bernard Tapie, juga pemilik perusahaan olahraga Adidas - , untuk alasan pemasaran yang jelas. Hal ini kadang-kadang dilihat sebagai 'putra favorit' sepak bola Prancis melawan enfants mengerikannya.

Dengan PSG yang terletak di utara di ibukota Prancis dan Marseille terletak di sepanjang pantai Mediterania, persaingan sering disebut sebagai "Utara versus Selatan. PSG dan Marseille adalah satu-satunya klub Prancis yang telah memenangkan trofi Eropa (selain Lyon), PSG telah memenangkan Piala Winners UEFA pada tahun 1996 dan Marseille memenangkan Liga Champions UEFA pada tahun 1993 (Lyon telah memenangkan piala intertoto UEFA pada tahun 1997), dan mereka adalah dua kekuatan dominan sebelum munculnya Lyon di awal abad ke-21. Namun, meskipun pasang surut mereka baru-baru ini, PSG dan Marseille tetap menjadi rival sengit, memberikan pertandingan ini suasana khusus. "Le Classique" juga dikenal sebagai "Le Classico".

Warna jersey tradisional Marseille adalah kemeja putih dan celana pendek dengan kaus kaki biru hingga 1986. Sejak 1986, Marseille bermain dengan kemeja putih, celana pendek putih, dan kaus kaki putih, dan warna biru menjadi lebih terang karena pemasaran Adidas tetapi pada 2012–2013, klub kembali ke kit aslinya, memakai kaus kaki biru.

Pendiri klub René Dufaure de Montmirail mendapat inspirasi dari stempel pribadinya, yang menampilkan huruf "D" dan "M" yang saling bertautan, untuk membuat lencana pertama klub. Moto klub, "Droit au but", berasal dari hari-hari ketika olahraga utama klub adalah rugby, dengan nama "Football Club de Marseille".

Lencana asli menampilkan huruf "M" berhias yang dilapiskan di atas "O", dengan moto klub tersampir di mesin terbang. Logo bertahan selama tiga dekade, sampai 1935, ketika perisai art deco diadopsi, dengan "M" sederhana terbungkus dalam "O". Pada tahun 1972, OM mendesain ulang logonya, kali ini lebih memilih bentuk huruf "M" yang rumit.

Pada tahun 1986, klub mengadopsi kembali lencana pertamanya; logo berkembang sedikit selama beberapa dekade berikutnya, mendapatkan bintang pada tahun 1993 untuk memperingati trofi Liga Champions klub.

Untuk memperingati 100 tahun klub pada tahun 1999, varian yang menampilkan "O" emas dan "M" pirus digunakan; logo peringatan 110 tahun serupa digunakan selama musim 2009-10.

Bentuk terbaru terungkap pada 17 Februari 2004; huruf "O" dan "M" ditampilkan sebagai satu kesatuan dalam warna pirus tanpa bayangan atau batas, dan logo tersebut dibatasi oleh bintang emas yang melambangkan kemenangan di Liga Champions dan berada di atasnya. Moto klub Droit Au But (Bahasa Prancis untuk "Langsung ke Tujuan") juga ditampilkan dalam warna emas di bawah lencana.

Jumat, 30 Juni 2023

Tentang Paris Saint Germain F.C by qiuslot88

Paris Saint-Germain (PSG) adalah sebuah klub sepak bola profesional Prancis yang bermarkas di Paris.



Klub ini didirikan pada tahun 1970 setelah penggabungan antara Paris FC dan Stade Saint-Germain. PSG telah memenangkan banyak trofi dalam sejarahnya, termasuk 10 gelar Ligue 114 Coupe de France9 Coupe de la Ligue, dan 10 Trophée des Champions.

Mereka juga telah mencapai final Liga Champions UEFA dua kali, pada tahun 2019-2020 dan 2020-2021, tetapi kalah dalam kedua kesempatan.

PSG memiliki sejumlah pemain bintang internasional dalam skuad mereka, termasuk Lionel MessiNeymar, dan Kylian Mbappe.



Mereka juga memiliki banyak penggemar di seluruh dunia, terutama setelah kepemilikan klub diambil alih oleh Qatar Sports Investments pada tahun 2011, yang memberikan klub banyak dana untuk membeli pemain bintang dan meningkatkan prestasi mereka di Eropa.

Sejak diambil alih oleh Qatar Sports Investments, PSG telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal kekuatan finansial dan prestasi sepak bola.

Mereka telah menghabiskan banyak uang untuk merekrut pemain top, termasuk Neymar yang dibeli dari Barcelona pada tahun 2017 dengan biaya transfer sebesar €222 juta, yang saat itu merupakan transfer termahal dalam sejarah sepak bola. Pada tahun 2021, mereka juga berhasil merekrut Lionel Messi dari Barcelona.

Selain itu, PSG juga terkenal karena memiliki stadion megah bernama Parc des Princes yang berkapasitas lebih dari 47.000 penonton.

Mereka juga memiliki basis penggemar yang sangat besar, terutama di Prancis dan negara-negara lain di Eropa dan seluruh dunia.

Namun, PSG juga sering menjadi sasaran kritik dan kontroversi.

Beberapa orang menganggap mereka hanya berhasil karena kekayaan yang dimiliki oleh Qatar Sports Investments dan bukan karena prestasi mereka di lapangan hijau.

Selain itu, PSG juga pernah dilarang bermain di Liga Champions UEFA selama dua musim karena melanggar aturan keuangan UEFA.

Meskipun kontroversial, tidak dapat disangkal bahwa PSG adalah salah satu klub sepak bola terbesar dan paling sukses di Prancis dan Eropa.

Mereka terus mencari gelar Liga Champions pertama mereka dan berusaha untuk terus meningkatkan prestasi mereka di masa depan.

Selain bermain di kompetisi domestik Prancis, Ligue 1, PSG juga menjadi peserta tetap di kompetisi klub Eropa, Liga Champions UEFA.

Klub ini dikenal sebagai salah satu peserta terkuat di Eropa dan sering dianggap sebagai salah satu tim favorit untuk memenangkan turnamen tersebut.

Selain itu, PSG juga memiliki rivalitas dengan beberapa klub lain, terutama dengan Marseille yang dianggap sebagai rival terberat mereka.

Rivalitas ini terkadang menciptakan atmosfer yang sangat intens saat kedua tim bertemu dalam pertandingan.

Di bawah kepemimpinan pelatih Mauricio Pochettino, PSG terus mencoba meningkatkan performa mereka dan meraih lebih banyak gelar.

Mereka memiliki skuad yang sangat kuat dan pemain bintang seperti Neymar, Kylian Mbappe, dan Lionel Messi yang dapat menciptakan perbedaan dalam setiap pertandingan.

Secara keseluruhan, PSG merupakan salah satu klub sepak bola terbaik di dunia dan terus berusaha untuk meningkatkan prestasi mereka di masa depan.

Selain itu, PSG juga memiliki akademi sepak bola yang sangat berkembang dan terkenal dengan pengembangan pemain muda yang sangat baik.

Banyak pemain muda yang lahir dari akademi PSG telah berhasil mencapai sukses di klub-klub besar Eropa lainnya.

PSG juga terkenal dengan dukungannya terhadap amal dan kegiatan sosial.

Klub ini aktif dalam berbagai proyek amal dan berusaha untuk mempromosikan nilai-nilai positif di masyarakat.

Namun, klub ini juga masih menghadapi beberapa tantangan dan kontroversi, terutama terkait dengan masalah keuangan dan aturan keuangan UEFA.

PSG juga pernah terlibat dalam beberapa insiden yang kurang menguntungkan, seperti insiden rasial dan kekerasan di antara penggemar.

Meskipun begitu, PSG tetap menjadi salah satu klub sepak bola terbesar di dunia dan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik.

Dengan dukungan dari penggemar yang loyal dan tim manajemen yang ambisius, PSG diyakini akan terus meraih banyak prestasi di masa depan.

Kamis, 29 Juni 2023

Tentang Newcastle United by qiuslot88

Newcastle United Football Club adalah klub sepak bola profesional Inggris, yang berbasis di Newcastle upon Tyne, yang bermain di Liga Utama Inggris – divisi teratas sepak bola Inggris.



Klub ini didirikan pada tahun 1892 melalui penggabungan Newcastle East End dan Newcastle West End.

Mereka memainkan pertandingan kandang mereka di Stadion St James' Park di pusat kota Newcastle.

Mengikuti persyaratan Taylor Report bahwa semua klub Liga Utama harus memiliki stadion all-seater, kemudian stadion tersebut dikembangkan pada pertengahan 1990-an dan saat ini memiliki kapasitas 52.305.

Klub telah menjadi anggota Liga Utama untuk semua musim kecuali tiga tahun sejarah kompetisi, dengan menghabiskan selama 90 musim di tingkat teratas per Mei 2022, dan tidak pernah turun di bawah tingkat kedua kasta sepak bola Inggris sejak bergabung dengan Football League pada tahun 1893.

Newcastle telah memenangkan empat gelar liga, enam Piala FA dan satu FA Charity Shield, serta Piala Pameran Antar Kota 1968–69 dan Piala Intertoto UEFA 2006.



Newcastle United berada di urutan sembilan dalam jajaran tim yang memiliki jumlah total trofi tertinggi yang dimenangkan oleh sebuah klub Inggris.

Periode paling sukses klub ini adalah antara tahun 1904 dan 1910, ketika mereka memenangkan Piala FA dan tiga gelar liga mereka.

Trofi domestik utama terakhir mereka adalah pada tahun 1955 (meskipun trofi besar terakhir mereka adalah pada tahun 1969) dan baru-baru ini telah menjadi runner-up liga atau Piala FA sebanyak empat kali pada 1990-an.

Newcastle terdegradasi pada 2009, dan sekali lagi pada 2016. Newcastle United selalu mendapatkan juara dan tiket promosi ke Liga Utama pada saat musim pertamanya berlaga di EFL Championship One setelah degradasi, yakni pada 2010 dan 2017.

Sejarah panjang Newcastle United dimulai dengan perseteruan antara dua klub yaitu Newcastle East End dan Newcastle West End.

Perseteruan ini diakhiri pada tahun 1892 ketika Newcastle East End yang pada saat itu adalah klub yang paling dominan di antara keduanya, dan klub Newcastle West End sebaliknya sedang mengalami krisis finansial.

Akhirnya kedua kubu sepakat untuk menggabungkan diri dan membentuk satu klub yang lebih solid dengan nama Newcastle United.



Keduanya memilih stadion St James' Park sebagai markas klub baru tersebut dan mengganti seragam yang pada awalnya berwarna merah dan putih menjadi garis hitam putih.

Klub baru tersebut terpilih untuk masuk ke dalam Liga Sepak Bola pada tahun 1893, dan pada tahun-tahun selanjutnya Newcastle United menjadi bahan pembicaraan di berbagai media masa di Inggris pada waktu itu.

Tepat seratus tahun kemudian, pada tahun 1993, Newcastle United berhasil mendapatkan promosi untuk masuk ke Divisi Utama Liga Inggris yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama "English Premier League".

Mereka memiliki persaingan sengit dengan klub tetangga Sunderland, dan kedua klub telah terlibat dalam derby Tyne-Wear sejak 1898.

Rabu, 28 Juni 2023

Tentang Tottenham Hotspurs F.C by qiuslot88

 Tottenham Hotspurs membuat sejarah pada masa lalu ketika menjadi tim Inggris pertama yang memenangkan trofi Eropa, serta memenangkan Piala UEFA pertama yang pernah diselenggarakan. Selama masa mereka terbentuk Spurs berjalan dengan penuh cerita.



Tottenham Hotspur lebih terkenal dengan Tim Spesialis Kompetisi piala bukan Liga.

Secara keseluruhan, Koleksi trofi mereka terisi dengan delapan Piala FAempat Piala Ligasatu Piala Winners dan dua Piala UEFA.

Selain tradisi panjang kesuksesan piala mereka, Spurs juga bisa berbangga hati karena mereka juga pernah memenangkan gelar liga yaitu pada tahun 1951 dan 1961.

Sejarah Awal Berdiri

Tottenham Hotspur FC berdiri pada tahun 1882, sekelompok anak laki-laki yang bersekolah di Gereja All Hallows.



Pada awalnya, klub itu hanya bernama Hotspur, untuk menghindari kesamaan nama dengan klub yang lebih tua yaitu yang bernama Hotspur FC.

Maka, nama itu segera diubah menjadi Tottenham Hotspur.

Tak lama setelah masuk menjadi peserta di Liga Selatan pada tahun 1895, Tottenham mulai menarik banyak penggemar untuk datang ke pertandingan kandang mereka.

Lonjakan popularitas Klub ini memiliki peran besar dalam klub untuk menjadi Tim yang berpotensi untuk meraih trofi.

Mereka memperoleh gelar pertama mereka pada tahun 1901 dengan mengalahkan Sheffield United di final Piala FA, sehingga menjadi satu-satunya tim non-Liga Sepak Bola Inggris yang memenangkan Piala FA.

Pada tahun 1908 klub masuk menjadi anggota English Football League (EFL) dan pada musim pertama mereka berkompetisi, mereka langsung berhasil promosi dari divisi II ke divisi I.

Kecuali satu Piala FA pada tahun 1921, lima dekade berikutnya cukup lancar bagi klub.

Periode pasca-Perang Dunia II membuat mereka sedikit bersemangat, terutama setelah mereka mulai menerapkan gaya permainan “push and run”. Ini adalah salah satu alasan terbesar Tottenham untuk memenangkan gelar Liga pada tahun 1951.



Strategi ini tidak terbukti efektif, setelah tim lawan mulai beradaptasi dan mulai menemukan kelemahannya.

Kesuksesan Tottenham Hotspurs di bawah Bill Nicholson

Pengangkatan legenda klub Bill Nicholson Menjadi manajer pada tahun 1958 adalah awal era baru bagi klub.

Waktu Nicholson dengan klub secara luas diakui sebagai periode terbesar dalam sejarah Tottenham.

Selama enam belas tahun memimpin, ia memimpin klub meraih gelar Liga (1961), tiga Piala FA (1961, 1962, 1967), dua Piala Liga (1971, 1973), satu Piala Winners (1963) dan Piala UEFA perdana (1972).

Kepergian Nicholson pada tahun 1974 meninggalkan dampak langsung pada klub. Tren negatif terus membayangi Spurs yang terdegradasi tidak lama kemudian setelah itu.

Namun, masalah mereka tidak bertahan terlalu lama.

Ketika manajer baru, Keith Burkinshaw dan beberapa pemain bintangnya.

Tottenham kembali menjadi sorotan dengan mengklaim Piala FA pada tahun 1981.

Setelah mempertahankan trofi pada tahun berikutnya, mereka melangkah lebih jauh dengan memenangkan Piala UEFA kedua mereka pada tahun 1983.

Dengan mengalahkan Anderlecht di final lewat adu penalti.

Ardiles dan Villa bergabung dengan Spurs

Pada tahun 1978, dua anggota skuad Tim Nasional Argentina pemenang Piala Dunia 1978, Ricky Villa dan Osvaldo Ardiles pindah ke Spurs.

Ini menjadi berita besar bukan hanya karena kualitas para pemainnya, tetapi juga karena menandai berakhirnya larangan yang telah terjadi selama hampir 50 tahun di sepakbola Inggris terhadap pemain asing.

Ardiles akan bermain sepuluh tahun untuk klub dan Villa lima tahun, keduanya menjadi sangat populer di kalangan penggemar tottenham.

Beberapa dekade berikutnya Tim tidak konsisten, dengan tiga koleksi Piala yang sukses mereka raih. Namun, dalam penyelesaian penampilan di liga biasa-biasa saja.

Setelah mengklaim Piala FA terakhir mereka pada tahun 1990, Tottenham menindaklanjutinya dengan kemenangan Piala Liga pada tahun 1999 dan 2008.

Tottenham Hotspurs Era Liga Primer

Menjadi sebagian besar tim rata-rata di liga baru, Spurs kembali di puncak dan berjuang untuk gelar liga di musim 2015/16.

Tim selesai di tempat ketiga dan Harry Kane menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Premier dengan 25 gol.

Hasil liga musim berikutnya akan lebih baik, dengan posisi kedua setelah Chelsea, sejauh ini posisi terbaik yang pernah ada di Liga Premier untuk Tottenham.

Namun, penampilan mereka menurun dan berimbas dengan pemecatan sang manajer mauricio Pochettino.

Setelah pemecatan itu Spurs cenderung tidak konsisten dan masih belum bisa menemukan performa terbaiknya kembali.

Sampai saat ini, sepanjang sejarah Liga Premier Inggris terbentuk Tottenham Hotspurs belum pernah merasakan sekalipun mencicipi trofi juara liga.

Info Tentang Tottenham Hotspurs

● Berdiri : 1878

● Negara: Inggris

● Kota: Manchester

● Stadion

o Tottenham Marshes (1882-1888)

o Northumberland Park (1888-1899)

o White Hart Lane (1899-2017)

o Tottenham Hotspur Stadium (2019- Sampai sekarang)

Prestasi

● Divisi Pertama/Liga Premier: 20

● Piala FA: 12

● Piala Liga: 5

● Liga Champions: 3

● Piala Winners/ Piala UEFA: 1

● Liga Eropa UEFA: 2

Rekor klub

● Game yang paling banyak dimainkan: Steve Perryman (854)

● Pencetak gol terbanyak: Jimmy Greaves (266)

Fakta Menarik Tottenham

1. Catatkan sejarah di Piala FA

Tottenham Hotspur pertama kali masuk hirarki kompetisi liga Inggris pada 1896 dengan bergabung di South League.

Meskipun berkompetisi di kasta bawah Spurs berhasil menjuarai Piala FA pada tahun 1901.

Hal tersebut menjadi sejarah tersendiri, di mana Spurs menjadi klub non-kasta teratas yang menjuarai Piala FA.

2. Klub Inggris pertama yang juara di kompetisi Eropa

Tak hanya mencatatkan sejarah di Piala FA, Tottenham Hotspur juga mencatatkan sejarah di kompetisi Eropa.

Di mana mereka menjadi klub Inggris pertama yang menjuarai kompetisi Eropa. Tepatnya di ajang Piala Winners pada tahun 1963.

Selain itu, The Lilywhites juga menjadi klub Inggris pertama yang juara Piala UEFA tahun 1972 atau saat ini disebut Europa League.

3. Tim pertama yang melakukan pergantian di Premier League

Tottenham sepertinya sangat hobi mencatatkan diri sebagai yang pertama.

Fakta keenam ini yaitu Spurs menjadi klub pertama yang melakukan pergantian di Premier League.

Mantan penjaga gawang Tottenham Erik Thorstvedt menjadi pemain pengganti Liga Premier pertama saat ia menggantikan Ian Walker pada pertandingan pertama musim 1992 menghadapi Southampton.

4. Belum pernah terdegradasi dari Premier League

Tottenham Hotspur memang belum pernah juara Premier League, namun mereka juga menjadi salah satu klub yang belum pernah degradasi.

Prestasi terbaik yang pernah diraih yaitu finish di posisi runner-up pada musim 2016/2017.

Sementara untuk catatan terburuk, Spurs pernah mengakhiri musim di posisi 15 pada musim 1993/1994.

5. Daftar pemegang rekor klub

Pemain dengan penampilan terbanyak bersama Spurs adalah Aaron Lennon dengan 365 pertandingan di semua kompetisi.

Untuk top skor sepanjang masa ada Harry Kane dengan 201 gol dan hingga saat ini masih aktif membela Spurs.

Sementara untuk rekor pembelian termahal dipegang oleh Tanguy Ndombele dengan harga 60 juta euro.

6. Pernah diperkuat Diego Maradona

Legenda sepak bola Diego Maradona ternyata pernah membela Tottenham Hotspur.

Pemain legendaris Argentina itu mengenakan nomor punggung 10 untuk Spurs dalam laga testimoni Ossie Ardiles melawan Inter Milan pada 1986.

Saat itu The Lilywhites berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 2-1.

7. Kapan terakhir kali Spurs juara?

Tottenham Hotspur merupakan klub yang sangat sabar dan tabah.

Hal tersebut karena Spurs telah puasa gelar selama kurang lebih 12 tahun.

Terakhir kali mereka mengangkat trofi terjadi pada tahun 2008.

Di mana saat itu Spurs berhasil menjuarai Piala Liga.

Sementara untuk trofi kasta teratas liga Inggris, Spurs terakhir kali mengangkatnya pada musim 1960/1961.

Tentang Ajax Amsterdam by qiuslot88

Di luar Belanda, tidak banyak klub yang bisa menandingi sejarah seperti yang dimilik tim Ajax Amsterdam .  Dengan lebih dari 50 trofi domest...